Saat mendapatkan kabar mengejutkan itu, aku sedang menyimak
bagaimana cara membuat prioritas program dan kegiatan dalam perencanaan di
sebuah instansi.
Sebuah bbm masuk, lalu
beberapa lainnya menyusul dengan berita dan pertanyaan yang sama
“suami wanda meninggal
semalam, kamu sudah tau??” setidaknya ada 7 bbm yang menanyakan hal serupa. Kalimat itu seperti ingin ku
bolt, ku resize jadi ukuran 60 dan ku pasang besar-besar di papan tulis yang terpampang di depanku
Aku lebih memilih tidak
percaya, tidak secepat itu..
Hengki namanya...
Suami
salah satu teman kantor yang
terakhir kutemui di sebuah rumah sakit Palembang dua bulan yang lalu
itu, sekarang sudah bergabung dengan tempat dimana almarhum suamiku
tinggal...
Sesaat aku seolah dibawa
kembali pada rasa yang pernah aku alamai hampir tiga tahun yang lalu Saat tidak
pernah merasa siap akan ditinggal seseorang yang sangat kita cintai sebegitu
cepatnya
Tapi begitulah hidup....
Setidaknya itulah yang sekali
lagi kusadari
Hengki, seorang lelaki
bertubuh besar, kuat, dan terliha sangat dominan dalam keluarganya
Senang bercanda dengan gaya
khas laki-laki Sumatera Selatan. Acuh-acuh butuh
Saat bertemu sebelum operasi di Palembang itu dia hanya mengeluh pusing dan tidak nyaman di pangkal hidungnya.
Seminggu setelahnya dia memutuskan periksa ke Palembang, lalu dinyatakan harus operasi karena
sinusitus berat
Kemudian sehat...
sudah bisa bermain kembali dengan Adnan, anak lelaki
pertamanya yang baru merumur 3 tahun, dan sesekali bercanda dengan anak keduanya
berumur satu tahun yang kebetulan kembar.
ya... 3 anak lelaki yang lucu dan
masih sangat kecil di mata manusia untuk ditinggalkan selamanya. Mungkin begitulah pandangan dan
pikiran orang lain saat suamiku dipanggil oleh sang maha kuasa
keluarga ini, Sungguh yang kulihat adalah
sebuah keluarga kecil yang sempurna
Suami seorang wiraswasta, dan
temanku adalah seorang pegawai negri yang mendapat banyak kepercayaan di kantor, mereka memiliki anak-anak yang cerdas dan
lucu..
Rumah mungil dan keseharian
yang menyenangkan dengan mereka.
Tapi itulah hidup, sekali lagi
itulah yang bisa ku tulis...
Sekian lama menikah, entah
mengapa Allah memisahkan mereka oleh jarak karena tuntutan pekerjaan dan
keadaan.
Temanku terbiasa dengan
(seolah) menjadi ibu tunggal dalam keseharian bersama anak-anaknya
Suaminya belum tentu
seminggu sekali untuk berkujung
Bukan kebetulan Allah memposisikan
pola hidup temanku yang seperti itu, tapi lebih kepada membiasakan hidup
mandiri..begitu;ah kesimpulan yang kufikirkan, masya Allah...
masih
belum bisa menerima dengan akal sehat ketika mendapat kabar bahwa
suaminya telah tiada. bahkan hingga aku memposting tulisan
ini, aku belum bisa bertemu suara atau melihatnya langsung
Tapi kejadian ini mengingatkan
aku akan sebuah peringatan dalam garis kita selama bernyawa
Hidup...Mati...Jodoh....Rezeki
Empat hal yang mutlak tidak
bisa kita sanggah dan kita ingkari, yang memang bukan hak kita sebagai makhluk untuk mengaturnya
Betapa sang Penguasa hidup memberikan nyawa pada seseorang saat lahir adalah anugrah bagi si pemilik tubuh. Kemudian ketika Dia ingin ruh itu dikembalikan, kita tak dapat menolak untuk tidak menyerahkan
nyawa kita
Sang pencipta memberikan pasangan
yang sesuai dengan masing-masing makhluknya tanpa kompromi... dia memepertemukan
orang yang begitu kita dambakan dengan mudah atau seseorang yang sangat kita
benci untuk menjadi pasangan hidup, lalu seseorang itulah yang kita sebut jodoh
Lalu dalam kehidupan sehari-hari
kita diberi sekian banyak cerita, senang, sedih, suka, duka, sahabat yang
mengerti, orang yang kita benci, harta melimpah, rumah mewah, atau sekedar
tawa yang sederhana.. itulah yang kita sebut rezeki..
Empat hal Mutlak yang kita sebut dengan kata "TAKDIR"
Hidup terlalu sempurna untuk
kita cela..
Hari ini..
Kembali aku merasa ditampar
dari sebuah kejadian
Lalu mengingatkan diri
sendiri, bahwa aku bukan siapa-siapa..
Semua yang terlihat di
sekelilingku adalah titipan...hanya titipan...!!
Selamat jalan Hengki...
semoga
Allah melapangkan kuburmu, mengampuni semua dosamu...
Komentar
Posting Komentar