Sampai sekarang pun saya belum bisa memahami secara detail tentang apa itu tata ruang, selain sesuatu yang menjadi tanggung jawab saya di kantor. Hanya yang saya fahami, tata ruang itu adalah wujud pola ruang dan struktur ruang. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
Tuh kok saya tau?
Hahaha, itu juga saya ambil dari artikel juga. Basic pendidikan saya yang arsitek sebenarnya juga di ajarkan tentang pola ruang dan struktrur ruang secara global. Mata kuliah itu bernama Tata Kota. Disana kami harus menata sebuah kota berskala kecil,yang kemudian akan kami desain secara makro. Kami mendesain peruntukan dan perencanaan sebuah wilayah kecil secara global saja, dengan blok plan sederhana, dengan peruntukan-peruntukan yang terbagi. Selain itu, kami juga mempelajari Tata Bangunan dan Lingkungan, atau yang saya kenal dengan RTBL sekarang ini. Tetapi saya belum pernah mengenal RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) sebelumnya, karena ternyata yang mempelajari RTRW dalam kuliah adalah anak jurusan Geografi. Dari RTRW itulah saya mengenal tata ruang itu sendiri secara mendalam, dan bagaimana menyusun selembar data menjadi dokumen, peta, dan sebuah Peraturan Daerah tentang RTRW itu sendiri.
Menjadi penanggung jawab tata ruang di kantor bukan hal mudah bagi saya. Saya betul-betul harus berkenalan dengan istilah-istilah baru dalam dunia tata ruang, termasuk software-software yang di gunakan di dalam pekerjaan tersebut. Kalau selama ini saya hanya mengenal Autocad, Archicad, Sketchup, atau 3Dmax. Maka di dalam pekerjaan saya harus juga belajar tentang ArchView, yang mempelajari tentang pemetaan. Menarik, karena saya merasa bisa belajar lebih dari dunia saya sebelumnya. Dan tanpa sadar, saya mencintai dunia tata ruang. Karena di dalam dunia itu kita bisa membayangkan dan mendesain sesuatu, akan tetapi berskala sangat luas. Tata ruang tidak memiliki batasan, tanpa sudut. Jadi kita bisa mengekspresikan sesuatu yang bisa kita kembangkan dalam ruang itu sendiri seluas-luasnya, akan tetapi harus di atur dalam koridor-koridor keruangan yang tercantum dalam ketentuan peraturan, agar ruang itu betul-betul tertata.
Hal ini kemudian membuat saya berminat kuat untuk melanjutkan studi ke Jenjang yang lebih tinggi, dan mendalami tentang tata ruang wilayah lebih dalam lagi. saya sadar betul, berkecimpung dalam dunia kerja yang kebetulan saat ini di beri amanat mengasuh bidang ini, saya masih mengalami banyak kekurangan. ini juga akan menjadi kendala saya, ketika ada dinas lain atau bagian lain yang bertanya, saya tak mampu menerangkan dengan lugas. Seandainya suatu saat saya memiliki kesempatan menjadi mahasiswa Master, saya ingin menjadi ahli tata ruang yang benar-benar mampu mengembangkan daerah tempat saya tinggal dan mengabdi saat ini.
untuk sebuah mimpi, kegundahan hati tentang diri dan ruang

Komentar
Posting Komentar