Langsung ke konten utama

On My #23-32#


Baru kali ini merasakan ulang tahun yang aneh. Menikmati kesendirian yang betul-betul sendiri. Berdiri bukan di tanah kelahiran, bukan di rumah tinggal sendiri, bukan di lokasi mencari rezeki keseharian, dan tidak di kelilingi oleh orang-orang tercinta yang biasa mewarnai hari-hari saya.

Bogor, tiba-tiba saya merasa terdampar di sini. Padahal ini bukan kali pertama saya mengunjungi kota hujan ini. Tapi setiap ada tugas dinas, saya selalu singgah ke rumah kakak yang kebetulan tinggal di Ciapus, lereng gunung salak. 3 hari ini, Seperti biasa, dalam rangka menyelesaikan tugas dinas saya yang menjadi PR sejak tahun 2011 lalu, saya mampir ke Bogor, karena kebetulan harus konsultasi masalah peta ke Bakosurtanal di Cibinong. Dan jum’at tanggal 22 juni sore semua tugas saya selesai. Dengan girang hati saya pulang ke Ciapus, dan berencana mengawali umur saya yang ke 32 dengan kakak di salah satu tempat nongkrong di kota Bogor. Rencana tinggal rencana. Ketika sampai di rumah, kakak mengatakan harus pergi ke Blora ikut suami dan keluarga besarnya menghadiri suatu acara di sana. Maka sedihlah saya ketika saya sadar harus merayakan sehari penuh itu sendirian.


birthday cake ala mba Heni . Foto : koleksi pribadi
Tapi ternyata tidak sepenuhnya begitu, tepat jam 12 malam, memasuki tanggal 23 Juni kakak saya dan kakak ipar membawa sepiring nugget goreng, otak-otak, dan kentang goreng yang disusun menggunung, dengan sebuah lilin di tengahnya. Lucu rasanya di buat seperti itu, karena terakhir kakak membuat kejuatan kecil itu entah berapa belas tahun yang lalu. Maka kami membuat pesta gorengan di kamar bertiga saja dini hari itu. Dan ketika jam menunjukkan pukul 4 pagi, keluarga kakak ipar dan kakak saya berangkat ke Blora untuk beberapa hari. Maka pagi itu saya memulai hari dengan kesendirian di tanah orang :’(
Teringat dengan rencana suami seminggu yang lalu untuk membelikan tiket ke Jogja, dan merayakan hari jadi di Jogja bersama anak-anak. Tapi sekali lagi, rencana memang kadang tak sesuai dengan kenyataan. Atau kita harus meyakini betul bahwa rencana kita tak akan meleset, hehehe.. (berasa Tuhan deh).

Siang hari saya memutuskan pindah ke Hotel untuk menghabiskan waktu di Bogor. Dan sesuatu yang menyenangkan pun datang sore hari setelah saya bangun tidur. Teman twitter saya @R_Gints, mengajak untuk ikut nimbrung di acara perpisahan sebuah pesantren. Dan yang paling menyenangkan adalah saya bakal bertemu dengan seseorang yang selama ini hanya bisa saya lihat di akun twitter, blog dan membaca buku-buku karangannya, ya mataharitimoer  \^_^/. kebetulan mas MT sebagai salah satu pembimbing di pesantren itu, Darul Ulum namanya. Bukan kepalang senang saya mendapat kabar itu.

Setelah shalat magrib, saya menunggu teman menjemput. Tapi karena signal di kamar kurang bagus, saya sedikit kesulitan berkomunikasi dengannya, mundurlah jam kedatangan saya ke Darul ulum.

Sampai di lokasi, santri-santri sudah berkumpul dan siap melakukan pertunjukan. Panggung juga sudah berdiri disana. Dan tentu saja yang saya cari pertama kali adalah wajah seorang MT, karena jujur saja niat pertama saya memang ingin bertemua beliau, sekaligus beberapa teman yang selama ini sering berkumpul dengannya.
bertemu mas MT V(^_^). Foto : @R_Gints
Dan taraaaa... sang idola muncul menyambut kedatangan saya, kesan yang saya dapat pertama kali adalah, sosok ramah seorang MT (hihihi...lebay). Senang rasanya bisa ngobrol langsung, berhadapan dan sedikit bertukar fikiran tentang blog yang baru ditutupnya beberapa hari yang lalu. Berkenalan dengan keluarga intinya juga merupakan point plus buat saya terhadap MT.

mas MT manggung. Foto : @R_Gints
Tarian dan nyanyian mulai dipersembahkan. Mas MT yang berperan penting dalam kegiatan ini, tidak bisa duduk diam menemani kami yang menyaksikan pertunjukan di barisan depan. Bahkan mas MT sempat mempersembahkan sebuah lagu yang diiringi santri Darul Ulum itu sendiri. Satu persatu teman-teman di lingkaran mas MT dan @R_Gints datang. Masih lucu rasanya saya bertemu muka dengan mereka secara langsung, karena selama ini saya hanya bisa menikmati wajah mereka dari layar twitter, atau blog mereka masing-masing. Dan tawa renyah menjadi elemen yang menggembirakan. Tapi yang paling menyenangkan, saya seolah dibawa kembali ke masa ketika saya juga pernah menjadi santri di sebuah sekolah berasrama di kota Solo.

Pukul 23.30 WIB kami semua berpamitan. Acara persembahan malam perpisahan di Darul Ulum selesai sudah, bertepatan dengan habis masa tanggal 23 Juni bagi saya (hahaha, di pas-pasin). Bagi beberapa orang mungkin terlihat biasa saja. Duduk, kumpul, ngobrol, liat orang nyanyi dan nari, selesai dan pamit. Tapi bagi saya hari ini cukup berkesan, dan mungkin tidak akan terlupakan entah sampai kapan. Saya berdiri sendiri di tanah orang, tapi saya di beri hadiah dari Allah lewat seorang teman bernama Rudi Ginting untuk bertemu dengan seseorang yang sangat ingin saya temui dari tahun 2008 lalu. Persembahan para santri itu juga saya anggap sebagai hadiah buat saya, meskipun sebenarnya bukan, hehehe... tapi melihat mereka menari dan menyanyi dengan kesungguhan, cukup membuat saya menerima itu sebagai sebuah hadiah ulang tahun yang istimewa.

Mas MT dan Mas Erfano. Foto : koleksi pribadi
Bang Ginting dan Mas Erfano (always nampang, xixixi).  Foto : koleksi Pribadi
Terimakasih abang Ginting, Kak May, Mba Tami, mas Adi, mas erfan, dan pastinya Mas MT dengan keramahannya. Allah menggantikan kesepian dan rasa sendiri saya dengan kehadiran tema-teman baru.
32 tahun yang indah buat saya. Semoga menjadi indah dalam menjalani hari-hari kedepannya. Amien..

Selamat tidur semua
@naizzira_

Komentar

  1. Alhamdulillah, semoga bisa main lagi jika ke bogor lagi ya. Jabat erat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. insyaAllah mas... kalo ke Bogor lagi di kabarin :)

      _sungkem_

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Saya dan Tata Ruang

Sumber : Album RTRW Kab. Empat Lawang, SumSel Tata ruang... Sampai sekarang pun saya belum bisa memahami secara detail tentang apa itu tata ruang, selain sesuatu yang menjadi tanggung jawab saya di kantor. Hanya yang saya fahami, tata ruang itu adalah wujud pola ruang dan struktur ruang. Struktur Ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional. Sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.

Harga PNS

Sumber : Google image Hari ini saya dapat tugas dari Kepala Badan untuk melakukan perjalanan dinas ke Palembang, yang hari berikutnya terbang ke Jakarta untuk berkonsultasi di 2 kementrian, PU dan Bappenas. Lalu masih harus ke Bakosurtanal untuk berkonsultasi juga mengenai pemetaan Tata Ruang Wilayah kami yang belum Final.

Nasib RTRW kami di tangan Alex Nurdin

Sumber : Album Peta RTRW Kab. Empat Lawang 3 hari kedepan saya bersama seorang teman mendapat mandat Kepala Badan ke Palembang untuk mengikuti acara Sosialisasi Percepatan Peraturan Daerah tentang RTRW dan persiapan Pembangunan Kota Hijau sebagai program kelanjutan dari tata ruang itu sendiri.  Waktu menunjukkan pukul 14.00 WIB ketika acara pembukaan di laksanakan. Ruangan masih lengang, dan semakin terasa kosong ketika bangku terlihat bolong-bolong, dengan jumlah mendekati 200 buah, dengan ruang aula yang luas. Sementra bangku hanya terisi tak lebih dari 60 orang. Tak seperti biasanya, acara tata ruang menjadi ajang pertemuan yang banyak diminati beberapa peserta daerah, karena sejak awal penyusunan Raperda (rancangan peraturan daerah) tentang tata ruang ini, perwakilan dari masing-masing kabupaten / kota seringkali bertatap muka, hingga akhirnya terbentuk suatu komunitas tata ruang dalam satu provinsi Sumatera Selatan. Namun tidak terjadi kali ini.